The misterious of Bromo. Beauty of Mitigan hill.





mitigan Bromo
Beauty of Mitigan



Rasanya kurang afdol jika menyandang gelar treveller  tapi belum pernah mengunjungi kawasan Bromo. Alhamdullilah liburan natal kemarin bersama lima teman saya, Arina, Arfi, Dwi, Hadi dan Fery kesampaian juga pergi ke Bromo.
                Dimulai dari Surabaya, saya harus berjuang keras menembus hujan badai untuk ke Malang karena spot pertemuan kami ada disana. Berangkat dari kos pukul 14.00 dan tiba diterminal purabaya pukul 15.00 dengan kondisi basah kuyup. Kemudian dilanjut perjalanan ke Malang dengan bus sekitar dua jam dan turun di terminal Arjosari. Sekedar info saja Surabaya- Malang dikenai tariff 15.000,- untuk bus biasa.
                Sesampainya di Malang saya dijemput teman saya Hadi untuk berkumpul dengan teman-teman yang lain. Namun karena kondisi masih basah kuyup kehujanan, saya mampir ke kontrakan teman saya Ulfa untuk numpang mandi. Hehehe
                Pukul 20.00 saya dijemput hadi kembali untuk berkumpul dengan teman-teman lain di alun-alun Batu. Barulah pukul 22.00 kami berenam berangkat bersama ke Bromo
                Kami memilih rute Malang-Pasuruan-Probolinggo lewat jalur propinsi.  Jadi bisa dibayangkan perjalanan malam bersama puluhan truk-truk container yang gedhe-gedhe.  Wuh menegangkan.
                Setelah memasuki kabupaten Probolinggo. Kami memperlambat kecepatan sepedha motor sambil melirik-lirik jalan ke bromo karena memang kondisi malam hari dan gelap.  Saya lupa tepatnya daerah apa tapi jika kalian kesana melalui jalur propinsi akan tampak jelas petunjuknya. 

mitigan Bromo
kami berenam
 
                Setelah belok ke kanan mengikuti petunjuk jalan itu (dari jalur propinsi tadi) kami tinggal mengikuti jalan Karena memang satu-satunya jalan ke bromo sampai kami menemukan pom bensin terakhir dimana akan nampak banyak jeep-jeep berseliweran. Itu merupakan pom bensin terakhir sebelum masuk kawasan bromo. Dan saya sarankan agar mengisi fuel tangki bensin kalian sebelum nenanjak ke Bromo. 

mitigan Bromo
pemandangan di perjalanan menuju bromo

mitigan Bromo
kebun sayuran disekitar bromo

                Setelah mengisi fuel tangki-tangki bensin, kami melanjutkan perjalanan. Medan bromo akan lebih menanjak dan menikung tajam setelah pom bensin tersebut. Bahkan  akan berselipan atau bersimpangan dengan puluhan jeep-jeep yang mengeluarkan asap pekat hinga menutupi pandangan. Jadi kalian harus sangat hati-hati. Saya sarankan agar membawa motor yang kuat menanjak dan lampu yang terang agar tidak mengalam kejadian seperti saya yang harus menuntun motor dan hampir masuk jurang karena tertutup asap dari jeep-jeep.
Setelah berjuang keras membawa motor, gas, perseneleng satu, tingkungan dan tanjakan, pukul 03.30 tibalah kami di pos pembayaran Wisata Bromo. Untuk tiket masuk domestik kawasan wisata dikenai tariff Rp 2000,-. Karcis masuk pengunjung hari biasa dikenai Rp 27.500,- . sedangkan karcis untuk kendaraan roda 2 dikenai Rp 5000,- . jadi kalau ditotal satu orang kena sekitar Rp 35.000,-. 

mitigan Bromo
pemandangan sebelum matahari benar-benar muncul


Setelah pembayaran beres, kami  bermaksud melanjutkan perjalanan menuju penanjakan, spot paling cantik untuk berburu foto. Namun setelah memasuki padang pasir, kondisinya tidak memungkinkan karena kabut begitu tebal serta pasirnya licin. Akhirnya kami memutuskan berbelok arah menuju Mitigan. Itupun juga karena orang lokal yang katanya berbahaya menuju penanjakan dan bersedia mengantarkan ke Mitigan dengan Tarif Rp 50.000,-. Dan ternyata Mitigan  itu  sangatlah dekat dengan apa yang saya bayangkan. Lebih tepatnya pos pembayaran belok kiri nanjak sedikit dan sampai. Hayuhh.. 

mitigan Bromo
setelah matahari muncul. pemandangan di mitigan tambah lebih jelas

mitigan Bromo
keramaian di sekitar mitigan

Usai melihat sunrise di Mitigan, kami berencana melanjutkan touring ke kawah Bromo.  Setelah Memasuki kawasan padang pasirnya bromo, kami harus jeli melihat sekitar untuk menemukan pura sebagai petunjuk kearah kawah. Namun  lebih dari satu jam kami berjalan melintasi padang pasir bromo yang sangat luas itu, tak tampak sama sekali yang namanya “pura” sampai kami memasuki daerah yang ditumbuhi banyak semak. Akhirnya kami bertanya pada sekelompok wisatawan yang saat itu sedang asyik berfoto. Ternyata jalur yang kami ikuti tersebut menuju padang ilalang atau biasa disebut bukit telletubies. Yah.. pantesan dari tadi kagak nyampe-nyempe.

mitigan Bromo
jeep-jeep di padang pasirnya bromo

dari kiri, dwi, saya dan arina

me... :)

0 komentar:

Posting Komentar